Oleh Hatta Harris Rahman (@hattahr)
Memasuki era milenia ketiga, perkembangan teknologi seluler dan komputer mengalami perubahan yang sangat cepat. Mulai dari komputer jinjing (laptop) yang memiliki spesifikasi canggih sampai dengan desainnya yang ergonomis. Demikian halnya dengan ponsel (dalam istilah Indonesia dikenal istilah HP singkatan dari Hand Phone) yang pada awalnya digunakan hanya terbatas pada fungsi panggilan dan layanan pesan singkat tetapi saat ini juga dapat digunakan sebagai sarana pendukung aktifitas dan hiburan.
Seiring bergulirnya waktu, para pemain di industri ini menemukan kesempatan baru dalam pengembangan produk dengan memberikan sentuhan inovasi. Dikarenakan prospek pasar yang cerah maka setiap perusahaan mencoba untuk menawarkan apa yang sekiranya lebih baik dibandingkan para pesaing mereka. Teknologi ponsel maupun komputer terus menunjukkan perkembangan yang signifikan dari waktu ke waktu. Munculnya produk berkategori Smartphone dan Tablet PC menunjukan bukti meluasnya ranah persaingan bisnis tanpa dibatasi oleh kategorisasi.
Persaingan ini melahirkan perspektif baru dalam dunia teknologi komunikasi dan komputer. Saat ini dalam benak mayoritas orang apalagi penggila teknologi menganggap bahwa dua teknologi tersebut telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dari sinilah muncul istilah ponsel pintar atau yang lebih sering disebut dengan istilah Smartphone. Ponsel ini tidak dibatasi oleh fitur-fitur tradisional tetapi juga dapat membantu melakukan pekerjaan, bermain game, mendengarkan musik dan menonton film favorit. Tidak lama kemudian, hadirnya Tablet PC yang juga bisa digunakan untuk SMS dan Telepon selain fungsi utamanya sebagai computer.
Lalu pertanyaan yang muncul terkait fenomena ini adalah bagaimana teknologi smartphone ini dalam mempengaruhi teknologi komputer dan sebaliknya. Apakah di masa mendatang teknologi ini berkembang sesuai koridor mereka masing-masing atau malah bersinergi untuk menciptakan kebutuhan hidup yang baru.
Menurut Brown dkk (2012), Smartphone adalah sebuah komputer genggam yang juga beroperasi sebagai telepon seluler, alat tersebut memungkinkan pengguna untuk membuat panggilan telepon, mengambil dan mengirim e-mail, mengatur kalender, menyimpan agenda kegiatan dan alamat buku up to date, mengambil gambar, dan menjadi dihibur dengan permainan, musik dan video, serta berbagai fungsi lainnya sedangkan Tablet PC adalah variasi dari sebuah komputer notebook (PC) di mana pengguna menulis pada tablet elektronik (biasanya layar video dilipat rata di atas PC) dengan pena digital. Tablet PC juga dapat digunakan sebagai komputer notebook standar.
Dalam perkembangannya, Tablet PC tidaklah harus memiliki pena digital. Teknologi saat ini memungkinkan bagi tangan kita untuk berfungsi sebagai pena itu sendiri. Smartphone juga tidak bisa lantas disebut sebagai Tablet PC walaupun dia disertai oleh pena digital. Untuk saat ini perbedaan yang mencolok antara Smartphone dan Tablet PC dapat dilihat secara kasat mata melalui ukuran layar. Ukuran layar di bawah 5 inci akan disebut sebagai Smartphone dan 7 inci atau lebih disebut sebagai Tablet PC.
Hadirnya teknologi internet dapat diakui sebagai pendorong bagi perusahaan berbasis teknologi yang lini produknya diisi oleh barang-barang elektronik. Sebut saja Apple dari Amerika, Samsung dari Korea Selatan dan HTC dari Taiwan. Mereka saling berkompetisi dalam merebutkan pangsa pasar yang relative sangat besar dan industrinya terus bertumbuh dengan sentuhan inovasi dalam tiap produk mereka.
Meledaknya jumlah pengguna internet di seluruh dunia yang saat ini sudah lebih dari 2 milyar dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 528.1% di seluruh belahan dunia merupakan pasar yang sangat menggiurkan. Kebutuhan orang-orang untuk mengakses internet diproyeksikan akan terus tumbuh seiring harga teknologi yang harus dibayarkan makin terjangkau oleh mayoritas masyarakat.
Namun, pengaruh internet tidak berhenti di situ. Gaya berkomunikasi yang dulunya dibatasi oleh batasan kata dalam SMS dan cenderung mahalnya penggunaan teknologi pesawat telepon dapat dilihat oleh Social Media sebagai sebuah kesempatan dalam menawarkan solusi yang tepat guna. Barangkali susah ditemui orang yang tidak mengenal facebook dan Twitter di masa kini.
Mungkin bagi kedua jenis produk ini tidak akan mengalami pertumbuhan yang signifikan jika cara pandang perusahaan cenderung tidak “out of the box”. Karena cara pandang ini akan membatasi ide-ide kreatif yang berpotensi menghadirkan produk-produk berinovasi tinggi.
Lalu bagaimana bisa terjadi konvergensi dalam teknologi ini. Di masa depan banyak pengamat meyakini teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP) akan menjadi teknologi yang digunakan dalam melakukan komunikasi karena hanya dibutuhkan koneksi internet bukan line telepon regular (analog). Meningkatnya infrastruktur terkait koneksi internet di setiap Negara akan membantu proses transmisi menuju internetisasi.
Voice over Internet Protocol (juga disebut VoIP, IP Telephony, Internet telephony atau Digital Phone) adalah teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media internet. Data suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket data, dan bukan lewat sirkuit analog telepon biasa..
Dalam pengimplementasiannya VoID memiliki kelebihan di antara lain: 1) Biaya lebih rendah untuk sambungan langsung jarak jauh. Penekanan utama dari VoIP adalah biaya. Dengan dua lokasi yang terhubung dengan internet maka biaya percakapan menjadi sangat rendah. 2) Memanfaatkan infrastruktur jaringan data yang sudah ada untuk suara. Berguna jika perusahaan sudah mempunyai jaringan. Jika memungkinkan jaringan yang ada bisa dibangun jaringan VoIP dengan mudah. Tidak diperlukan tambahan biaya bulanan untuk penambahan komunikasi suara. 3) Penggunaan bandwidth yang lebih kecil daripada telepon biasa. Dengan majunya teknologi penggunaan bandwidth untuk voice sekarang ini menjadi sangat kecil. Teknik pemampatan data memungkinkan suara hanya membutuhkan sekitar 8kbps bandwidth. 4) Memungkinkan digabung dengan jaringan telepon lokal yang sudah ada. Dengan adanya gateway bentuk jaringan VoIP bisa disambungkan dengan PABX yang ada dikantor. Komunikasi antar kantor bisa menggunakan pesawat telepon biasa. 5) Berbagai bentuk jaringan VoIP bisa digabungkan menjadi jaringan yang besar. Contoh di Indonesia adalah VoIP Rakyat. 6) Variasi penggunaan peralatan yang ada, misal dari PC sambung ke telepon biasa, IP phone handset. Sedangkan kelemahannya adalah: 1) Kualitas suara tidak sejernih jaringan PSTN. Merupakan efek dari kompresi suara dengan bandwidth kecil maka akan ada penurunan kualitas suara dibandingkan jaringan PSTN konvensional. 2) Ada jeda dalam berkomunikasi. Proses perubahan data menjadi suara, jeda jaringan, membuat adanya jeda dalam komunikasi dengan menggunakan VoIP. 3) Jika belum terhubung secara 24 jam ke internet perlu janji untuk saling berhubungan.4) Jika memakai internet dan komputer di belakang NAT (Network Address Translation), maka dibutuhkan konfigurasi khusus untuk membuat VoIP tersebut berjalan. 5) Tidak pernah ada jaminan kualitas jika VoIP melewati internet.6) Peralatan relatif mahal. 7) Berpotensi menyebabkan jaringan terhambat/Stuck. 8) Penggabungan jaringan tanpa dikoordinasi dengan baik akan menimbulkan kekacauan dalam sistem penomoran.(Wikipedia)
Walaupun masih terdapat beberapa kekurangan seperti yang sudah disampaikan tetapi VoIP akan terus memperbaiki diri dan kelak kelemahan yang ada saat ini tidak akan ada lagi di masa depan apalagi saat ini teknologi seluler sudah mulai memasuki generasi keempat (4G) dan harapan akan turunnya harga peralatan pendukung sehingga juga akan menurunkan harga jual kepada konsumen.
Faktor lainnya yang memicu konvergensi adalah mulai beralihnya sesuatu yang tadinya berbentuk secara fisik menjadi versi digital atau elektronik. Larisnya lagu yang diperjualbelikan dalam iTune, Software aplikasi dan games yang dapat didownload langsung dari Appstore atau Android store dan bahkan buku, majalah, koran juga beralih menjadi versi elektronik.
Dari semua analisa diatas maka pada masa mendatang penulis meyakini produk-produk terbaru baik dari smartphone maupun PC akan memiliki fungsi dan bentuk yang relatif mirip satu sama lainnya. Teknologi di satu produk tidak akan dimiliki secara ekslusif oleh produk lainnya.
Konvergensi adalah penggabungan atau penyelarasan produk yang satu dengan produk yang lainnya karena adanya satu tujuan. Dalam kasus teknologi seluler dan Tablet PC konvergensi terjadi karena adanya perluasan fitur yang tadinya disematkan ke dalam produk lain tapi akhirnya diterapkan juga pada produk yang sebelumnya tidak ada.
Kehadiran Smartphone dan Tablet PC tidaklah lantas mensubstitusikan pasar ponsel yang ada maupun pasar notebook. Munculnya ponsel low yang juga bisa digunakan untuk mengakses internet tetap terus tumbuh dan ultrabook yang sangat ultraergonomis merupakan jawaban atas kekhawatiran akan terancamnya kedua industri tersebut.
Mungkin orang akan sedikit bingung dimana kelas Galaxy Tab dari Samsung. Disebut sebagai Tablet PC tetapi juga bisa digunakan untuk menelepon bahkan melakukan SMS. Sebaliknya Galaxy Note akan sulit disebut sebagai smartphone dengan ukuran layarnya yang relative jumbo bagi produk sekelasnya dengan ukuran lebih dari 5 inci.
"Dulu mungkin orang belum terbiasa dengan ponsel 5 inch, kalau sekarang mungkin sudah seperti menjadi kebutuhan," ujar Fabiant Kayatmo, Product Marketing Manager Samsung Indonesia usai peluncuran Galaxy Note II, Samsung Ativ dan Galaxy Camera di Ritz Carlton Hotel baru-baru ini.
Rumor yang menyebutkan Apple akan meluncurkan iPad mini pada kuartal keempat tahun ini juga tidak seperti perkiraan mendiang pendiri Apple, Steve Jobs bahwa Tablet PC haruslah memiliki ukuran yang besar. Bahkan produk anyar mereka iPhone 5 memiliki fitur yang hamper mirip bahkan melebihi dari apa yang sudah ada dalam Tablet PC seperti processor terbaru.
Sebetulnya jika ditinjau lebih jauh konvergensi tidak hanya terjadi pada kedua kategori produk ini saja tetapi juga pernah terjadi antara Smartphone dengan pemutar audio dan video, kamera digital dan Global Positioning System (GPS).
Daftar Pustaka
Brown, Carol V dkk, (2012), Managing Information Technology. Pearson Education, Inc, New Jersey. 685, 687
http://id.wikipedia.org/wiki/Voice_over_IP. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2012
http://inet.detik.com/read/2012/10/10/165740/2059492/317/penjualan-perdana-galaxy-note-ii-umbar-diskon?topnews. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar