Selasa, 22 Mei 2012

Interpersonal Behavior: Working with and Against Others

Psycological Contract and Trust

Psycological contract adalah kepercayaan seseorang terhadap kemampuan yang bisa diharapkan dari orang lain dalam sebuah hubungan. Adapun jenis dari psycological contract antara lain:

1. Transaksional contract adalah tipe dari psycological contract dimana seseorang memberi kepercayaan, arahan, dan perintah kepada orang lain dalam hubungan yang berfokus kepada kegiatan ekonomis. Inti dari jenis transaksi ini adalah fokus secara ekonomi, berlangsung dalam waktu singkat, memiliki lingkup yang sempit dan didefinisikan dengan baik.


2. Relational contract adalah tipe dari psycological contract dimana seseorang memiliki hubungan secara jangka panjang dengan orang lain. Dalam lingkup ekonomi seperti membayar kinerja.

3. Balanced contract, melibatkan elemen-elemen dari kedua kontrak sebelumnya yakni transactional contract dan relational contract.

Trust adalah tingkat kepercayaan seseorang terhadap orang lain baik dalam tutur kata ataupun perbuatan. Pada dasarnya trust terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Calculus-based trust, kepercayaan seseorang terhadap orang lain bahwa orang tersebut akan memenuhi apa yang dijanjikan dikarenakan adanya sangsi/hukuman apabila dia melanggarnya.

2. Identification-based trust, kepercayaan seseorang terhadap orang lain bahwa orang tersebut akan bertindak secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan/keinginan orang lain atas dasar kepedulian.

3. Swift trust, kepercayaan yang terbentuk dari berbagai persepsi yang berkembang diantara anggota-anggota kelompok sementara.

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan kepercayaan dalam suatu hubungan kerja antara lain :

1. Selalu memenuhi deadlines

2. Berlaku sesuai apa yang dijanjikan

3. Meluangkan waktu untuk berbagi dengan orang lain tentang tujuan yang  ingin dicapai

Organizational citizenship behavior (OCB) adalah suatu bentuk perilaku informal dari seseorang yang diharapkan dapat bertindak melebihi apa yang diharapkan dari orang tersebut untuk memberikan kontribusi terhadap keberlangsungan perusahaan dan juga apa yang berada didalamnya. Cara mendapatkan/melakukan OCB:

1. Bertindak diluar kebiasaan dalam menolong seseorang

2. Jadilah contoh dalam kebaikan

3. Membuat kegiatan sukarela menjadi kegiatan yang menyenangkan

4. Contohkan tindakan-tindakan yang sportif

Whistle blowing adalah laporan yang dilakukan oleh karyawan terhadap tindakan-tindakan imoral dan ilegal yang dilakukan oleh atasan kepada seseorang ataupun organisasi.

Cooperation: Providing Mutual Assistance

Cooperation merupakan suatu bentuk tingkah laku dari dua individu atau lebih yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu demi keuntungan yang akan dicapai. Kerjasama antar pribadi dapat dipromosikan melalui reciprocity principle dengan mengadopsi sistem reward yang mendorong kerjasama dengan orang lain.

Competition merupakan bentuk tingkah laku dari seseorang, group, atau organisasi yang bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan sendiri dan sering dengan cara mengorbankan orang lain.

Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bertindak cooperation atau competition adalah:

1. Reciprocity principle, prinsip memperlakukan orang lain sebagaimana mereka memperlakukan diri kita.

2. Orientasi Personal

ü  Competitors yakni orang-orang yang memiliki motivasi lebih baik daripada yang lain, untuk mengalahkan mereka dalam kompetisi terbuka.

ü  Individualists, yakni orang yang fokus pada memaksimumkan keuntungannya sendiri dan tidak peduli apakah orang lain lebih baik atau lebih buruk dari dirinya.

ü  Cooperators, yakni orang-orang yang fokus pada keterlibatan bersama untuk mendapatkan hasil sebanyak mungkin.

ü  Equalizer, yakni orang yang tertarik untuk meminimalkan perbedaan antara dirinya dengan orang lain.

3. Sistem reward/penghargaan dalam suatu organisasi

Mix-motive situation adalah konteks dimana seseorang, group, atau organisasi bertindak secara cooperation dan juga competition dalam tingkatan-tingkatan yang berbeda.

Conflict: The Nevitable Result of Incompatible Interest

Konflik merupakan sebuah proses dimana suatu pihak merasakan bahwa pihak lain telah atau akan mengambil tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan sendiri. Adapun jenis-jenis konflik antara lain :

1. Substantive conflict, bentuk konflik yang terjadi ketika seseorang memiliki pandangan dan opini yang berbeda dengan menghormati pada keputusan yang dia buat dengan orang lain.

2. Affective conflict, bentuk konflik yang dihasilkan ketika orang mengalami bentrok ketegangan kepribadian atau interpersonal yang mengakibatkan frustasi dan marah.

3. Process conflict, bentuk konflik akibat perbedaan pendapat tentang bagaimana kelompok kerja akan beroperasi.

Penyebab terjadinya suatu konflik dalam suatu organisasi adalah:

1. Adanya perbedaan pandangan

2. Adanya dendam

3. Adanya ketidakpercayaan

4. Adanya persaingan atas sumberdaya yang langka

Konsekuensi negatif dari sebuah konflik. Adanya konflik dalam sebuah organisasi secara langsung akan berpengaruh terhadap performa organisasi tersebut karena dari konflik itu akan menimbulkan negative emotion dan juga negative reaction seperti kurangnya koordinasi dari tiap-tiap individu yang ada didalamnya sehingga membuat kinerja menjadi menurun.

Konsekuensi positif dari sebuah konflik antara lain :

1. Adanya konflik akan meningkatkan kualitas dari kebijakan-kebijakan yang diambil perusahaan

2. Konflik dapat menyelesaikan masalah yang sebelumnya terabaikan

3. Konflik dapat memotivasi seseorang untuk dapat menghargai orang lain secara lebih baik

4. Konflik dapat memperkaya seseorang dengan menciptakan ide-ide baru.

Managing Conflict Through Negotiation

Bargaining adalah proses saling bertukar tawaran yang dilakukan oleh dua atau lebih kelompok/individu yang mengalami perselisihan untuk mencapai kesepakatan antara duabelah pihak.

Win-win solution adalah resolusi untuk menyelesaikan konflik dimana kedua-belah pihak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Kegunaan dari negoisasi dengan cara win-win solution adalah:

1. Menghindari tawaran yang tidak rasional

2. Mencari dasar landasan bersama

3. Mengungkapkan masalah yang sebenarnya

4. Memperluas lingkup suatu masalah

Alternative Dispute Resolution (ADR) adalah satu set prosedur dimana kelompok yang berselisih saling bekerjasama dengan kelompok netral yang membantu mereka dalam menyelesaikan perbedaan pendapat mereka diluar pengadilan. ADR terbagi menjadi 2 bentuk, yaitu:

1.  Mediasi, proses dimana kelompok netral bekerjasama dengan kelompok yang berselisih untuk mencapai kesepakatan atas konflik yang terjadi.

2. Arbitrasi, suatu proses dimana pihak ketiga memiliki kekuatan untuk memaksakan/merekomendasikan bentuk kesepakatan kepada pihak-pihak yang berselisih.

Deviant Organizational Behavior merupakan tindakan yang dilakukan oleh pekerja/karyawan yang secara intensif melanggar norma-norma organisasi maupun norma sosial yang akan mengakibatkan konsekuensi negatif kepada pelakunya.

Workplace aggression berasal dari berbagai faktor termasuk keyakinan karyawan bahwa mereka telah diperlakukan tidak adil. Abusive supervision style yang melibatkan pengawasan berkelanjutan yang menampilkan perilaku verbal dan nonverbal oleh supervisor. Adapun bentuk-bentuk dari perilaku organisasi yang menyimpang antara lain :

1. Cyberloafing adalah bentuk penyimpangan dimana karyawan “good off” dengan menggunakan komputer mereka untuk kegiatan nonpekerjaan.

2. Employee theft adalah bentuk penyimpangan dimana karyawan mengambil properti perusahaan untuk penggunaan pribadi.

Hal-hal tersebut dapat dikurangi dengan cara :

1. Melibatkan karyawan dalam menciptakan kebijakan pencurian

2. Mengkomunikasikan dampak pencurian termasuk biaya nya

3. Memiliki manager dengan model peran yang bagus dengan tidak mencuri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar